Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli menekankan pengelolaan dan penguatan Kampung Keluarga Berkualitas harus berdampak langsung dan signifikan terhadap pengurangan kemiskinan dan kesenjangan.
Hal ini ditekankan Wabup Merlan S. Uloli saat memberikan sambutan pada kegiatan penguatan dan fasilitasi serta launching Kampung Keluarga Berkualitas tingkat Kabupaten Bone Bolango, di Gedung Eksekutif Meeting Room PDM Bone Bolango, di Kecamatan Kabila, Rabu (11/10/2023).
Selain itu, lanjut Wabup Merlan, Kampung Keluarga Berkualitas juga harus mendorong kreativitas keluarga dalam meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam keluarga di masing-masing tapak.
“Bagaimana kita mau bilang keluarga berkualitas dan bahagia kalau masih ada kekerasan fisik maupun psikis, ada KDRT, ada stunting, ada kemiskinan di dalamnya, apalagi kalau ada kemiskinan ekstrem,”tegas Merlan Uloli.
Olehnya itu, tambah Wakil Bupati perempuan pertama di Bone Bolango ini, penguatan peran pemerintah daerah dan seluruh stakeholder, termasuk Kepala Desa dan Lurah dalam optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas SDM dan memberdayakan serta memperkuat institusi keluarga.
“Apalagi fokus kampung keluarga berkualitas ini adalah peningkatan akses pelayanan kesehatan, termasuk KB dan kesehatan reproduksi melalui program kesehatan berbasis masyarakat, peningkatan cakupan dan akses pendidikan, peningkatan cakupan layanan jaminan dan perlindungan sosial pada keluarga dan masyarakat miskin serta rentan,”urai Merlan.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Gorontalo yang diwakili Penata KKB Ahli Muda, Joko Wiyanto, menjelaskan sejarah Kampung Keluarga Berkualitas ini dulunya bernama kampung keluarga berencana yang pada saat itu mulai digaungkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016.
Waktu itu, jelas Joko Wiyanto, sebagai wujud nawacita maka dimulai dari daerah yang marjinal, yang terisolir, tertinggal dan terbelakang, sehingga kampung keluarga berencana pada waktu itu lebih diutamakan untuk memajukan suatu daerah yang tertinggal, orientasinya masih pada kuantitas.
Akan tetapi sejak diterbitkanya Inpres Nomor 3 tahun 2022, maka ada pergeseran dari kuantitas menjadi kualitas. Ketika sudah bergeser menjadi kampung keluarga berkualitas, maka orientasinya pada individu yaitu kualitas SDM yang sehat, cerdas dan sejahtera.
Untuk keluarga orientasinya adalah keluarga yang tentram, mandiri dan bahagia sesuai dengan indeks pembangunan keluarga yang telah ditetapkan tiga komponen yaitu tentram, mandiri dan bahagia.
Ketentaraman di dalamnya termasuk harapanya status didalamnya jelas.”Jadi tidak ada keluarga yang tidak jelas, ada statusnya, ada kartu keluarganya, ada buku nikahnya, tidak ada keluarga yang status pernikahan yang di bawah tangan,”tambahnya.
Tidak hanya itu, ketika bergeser menjadi kualitas, kampung keluarga berkualitas tidak lagi berangkat dari daerah yang terisolir, termarjinalkan, tetapi dalam Inpres ini semua desa/kelurahan diharapkan akan menuju menjadi kampung keluarga berkualitas.
“Kampung keluarga berkualitas ini dalam Juklaknya ada klasifikasi kampung keluarga yang masih dasar, berkembang , mandiri dan berkelanjutan, sehingga diharapkan strata kampung keluarga berkualitas diharapkan mencapai pada strata yang tertinggi yaitu yang berkelanjutan,”beber Joko Wiyanto. (Tim Redaksi)