Kabila, Berita – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) II di Kantor Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kamis (11/9/2025).
Kegiatan ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), perwakilan Dinas PUPR, Bappeda Litbang, pihak kecamatan, Kepala Desa Toto Selatan beserta aparat, hingga masyarakat setempat. Mahasiswa KKN dari Desa Poowo dan Oluhuta Utara juga ikut ambil bagian dalam forum tersebut. Diskusi berlangsung aktif dengan banyak masukan serta gagasan konstruktif yang disampaikan peserta.
Koordinator Desa KKN Toto Selatan, Arya Patilima, menjelaskan bahwa FGD II dirancang untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah organik dan anorganik secara ramah lingkungan.
“Kami menghadirkan pemateri langsung dari CEO Tanggidaa Group, Alan Kadir. Beliau mengupas tentang pengolahan sampah anorganik dengan penyampaian sederhana sehingga mudah dipahami. Masyarakat semakin antusias ketika ditunjukkan bahwa sampah anorganik dapat diolah menjadi produk bernilai guna bahkan bernilai ekonomi,” ujarnya.
Mahasiswa KKN turut memaparkan hasil program kerja, di antaranya pemetaan IMAP, penanaman biopori, serta rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Menurutnya, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi pedoman bersama dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih terarah, terintegrasi, dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Toto Selatan.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Regional 8 Green Leaders Indonesia Batch 5, Andika Linggile, menekankan pentingnya pengolahan sampah organik dengan metode komposter. Menurutnya, metode ini mampu mengurangi volume sampah rumah tangga sekaligus menghasilkan pupuk kompos yang bermanfaat bagi pertanian dan penghijauan.
“Hasil olahan ini terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah tanpa bahan kimia, serta mendukung program penghijauan dengan menyediakan nutrisi alami bagi tanaman. Dengan komposter, masyarakat tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan dan lingkungan hijau yang sehat,”jelasnya.
Sementara itu, perwakilan Dinas PUPR Bone Bolango, Zulkifli, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN. Ia menilai program yang dirancang sudah tepat sasaran, namun perlu penguatan melalui sosialisasi berkelanjutan dan pendampingan intensif agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.
Hal senada disampaikan perwakilan Bappeda Litbang Bone Bolango, M. Ikwan. Ia menyoroti persoalan sampah sebagai tantangan utama, mengingat Desa Toto Selatan berdekatan dengan pusat kota sehingga ikut terdampak oleh timbulan sampah perkotaan.
“Adanya solusi berupa TPS3R menjadi langkah awal penting dalam mengelola sampah di Desa Toto Selatan. Kami sangat mendukung gagasan yang diinisiasi mahasiswa ini,”tandasnya.
Dengan terlaksananya FGD II ini, diharapkan terjalin kerja sama yang lebih erat antara mahasiswa KKN, pemerintah desa, masyarakat, dan instansi terkait. Forum ini menjadi momentum penting untuk memperluas sinergi lintas sektor dalam mewujudkan Desa Toto Selatan yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan. (Tim Redaksi)