Bonepantai, Berita – Puluhan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM) Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Bone Bolango tahun 2025 menciptakan empat aplikasi kebencanaan di empat desa di Kecamatan Bonepantai.
Aplikasi kebencanaan yang diciptakan dalam upaya mewujudkan Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah tersebut, diperkenalkan dalam kegiatan implementasikan aplikasi kebencanaan dan sosialisasi Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kecamatan Bonepantai, di Aula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Desa Bilungala, Rabu (23/4/2025).
Keempat aplikasi itu, di antaranya pertama untuk Desa Bilungala, yakni aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bantuan (SIMBA). Aplikasi ini, fungsinya untuk mencatat bantuan masuk berupa barang atau dana, mengelola distribusi ke posko sesuai kebutuhan, serta mencatat penyaluran bantuan dari posko ke penerima.
Aplikasi berbasis website ini dirancang untuk mempermudah proses pendistribusian bantuan, mulai dari tahap pencatatan bantuan yang masuk, penyaluran bantuan ke posko-posko distribusi hingga penyaluran akhir kepada penerima yang membutuhkan. Setiap tahapan terekam secara sistematis dalam aplikasi, sehingga menghasilkan output berupa laporan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kedua, untuk Desa Bilungala Utara, yakni aplikasi Siaga Bilungala Utara (SIBU). Aplikasi ini merupakan sebuah sistem informasi geografis yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Gorontalo yang tujuannya untuk menyajikan informasi kebencanaan secara interaktif dan real-time.
Selanjutnya, untuk Desa Pelita Hijau, yakni aplikasi Panic Button. Aplikasi Panic Button ini merupakan sebuah inovasi teknologi yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaporkan kejadian bencana alam secara cepat dan efisien.
Aplikasi Panic Button berfungsi sebagai alat pelaporan cepat yang memungkinkan masyarakat melaporkan kejadian bencana alam secara instan. Ketika terjadi bencana seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran hutan, pengguna hanya perlu menekan satu tombol untuk mengirimkan sinyal darurat.
Kemudian, untuk Desa Lembah Hijau, yakni aplikasi Destana Bonepantai. Aplikasi ini berupa Website Database Relawan Destana. Aplikasi ini sebagai sistem berbasis digital yang dirancang khusus untuk mendukung pendataan, dokumentasi, dan koordinasi kegiatan relawan Destana.
Fokus aplikasi ini adalah pada empat desa rawan bencana di Kecamatan Bonepantai, yaitu Lembah Hijau, Pelita Hijau, Bilungala Utara, dan Bilungala. Aplikasi ini dibuat agar mudah digunakan oleh koordinator maupun relawan, dengan tujuan agar semua data dapat tersimpan rapi, terpusat, dan siap digunakan saat dibutuhkanterutama dalam situasi darurat.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bone Bolango, Achril Y. Babyonggo saat membuka kegiatan tersebut, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada UNG dalam hal ini mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik yang mengikuti KKN di Kecamatan Bonepantai, karena telah berbuat banyak untuk daerah ini.
Mereka telah menciptakan empat aplikasi kebencanaan.”Insya Allah apa yang telah mereka buat ini akan membawa berkah untuk daerah ini, khususnya Kecamatan Bonepantai. Semoga ini menjadi amal jariyah untuk kita semua,”ucap Aba Achril, panggilan akrab Kalak BPBD Bone Bolango, Achril Y. Babyonggo.
Di saat yang sama juga, Aba Achril atas nama BPBD Bone Bolango tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Camat Bonepantai dan para Kepala Desa, serta masyarakat yang telah menerima dan menjaga dengan baik para mahasiswa yang melaksanakan KKN di wilayah tersebut.”Insya Allah apa yang kita lakukan ini akan beroleh berkah dari Allah SWT..Aamiin,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muchlis Polin berharap dengan adanya empat aplikasi kebencanaan tersebut dapat membantu pemerintah dan masyarakat setempat dalam menghadapi bencana yang akhir-akhir ini sering terjadi.
“Empat aplikasi yang sudah dirancang oleh mahasiswa bersama dengan tim DPL kami ini, sudah dibuat dengan semaksimal mungkin, akan tetapi bisa jadi masih ada kekurangan di sana sini. Olehnya, saya berharap ada masukan atau kritik dan saran konstruktif dari kita semua, sehingga aplikasi ini bisa jadi lebih baik lagi untuk kedepannya,”harap Muchlis.
Ia pun atas nama pihak UNG memohon bimbingan dari seluruh masyarakat, pemerintah desa, dan Pemerintah Kecamatan Bonepantai, karena mengingat para mahasiswa ini masih kurang lebih 1 bulan dua minggu melaksanakan kegiatan KKN di wilayah tersebut.”Insya Allah penarikannya di akhir Mei 2025,”tukas Muchlis.
