Kabila, Berita – Perjalanan hidup yang penuh perjuangan kembali menggema di hadapan ratusan peserta Festival Literasi Bone Bolango 2025 saat Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, tampil sebagai keynote speaker pada Bedah Buku “Ismet Mile Panglima Pemekaran dan Si Gembala Sapi” yang digelar di BPU Kabila, Rabu (3/12/2025).
Dalam kesempatan itu, Ismet membuka kisah hidupnya mulai dari masa kecil hingga perjuangannya melahirkan Kabupaten Bone Bolango. Sebuah kisah panjang yang dipenuhi kerja keras, keteguhan, dan keberanian menembus keterbatasan.
“Saya ini anak seorang imam. Kalau tidak ada undangan hajatan, keluarga saya tidak makan. Kami hidup dari sedekah,”ungkapnya.
Sejak kecil, Ismet ditempa oleh kondisi ekonomi yang sulit. Ia bersekolah di Sekolah Rakyat Negeri Tamalate, berjalan kaki hampir 3 kilometer setiap hari dari rumahnya di Dembe. Kebiasaan itu berlanjut hingga SMP dan SMA Kabila. “Saya tidak pernah mengeluh. Biaya sekolah tidak ada, makan pun susah,”lanjutnya.
Untuk membantu kebutuhan keluarga, setiap sore ia mengambil upah mencangkul sawah hingga lima tahun lamanya. “Belum ada alsintan dulu. Semua pakai pacul atau bajak dengan sapi,”katanya mengenang.
Perjalanan ke Dunia Mahasiswa dan Awal Gerakan Perubahan
Pintu perjalanan besarnya terbuka ketika ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sam Ratulangi Manado. Di kampus, ia aktif dalam organisasi mahasiswa hingga terpilih menjadi Ketua Senat Fakultas dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa Unsrat.
Lingkaran pergaulannya kala itu dihiasi para tokoh muda yang kelak menjadi kepala daerah di berbagai wilayah Sulawesi Utara. “Hampir semua teman saya jadi bupati, bahkan wali kota,”tuturnya.
Pada masa itu, ia dan rekan-rekannya sering melakukan aksi demonstrasi menyampaikan aspirasi kepada Gubernur H.V. Worang. Perjuangan yang penuh tekanan itu justru mengantar 40 sarjana termasuk Ismet diangkat sebagai PNS tahun 1975, membuka pintu karier panjangnya dalam birokrasi Sulawesi Utara.
Jabatan Strategis dan Fondasi Kematangan Kepemimpinan
Karier Ismet terus menanjak. Ia pernah menjabat Direktur Utama Perusahaan Daerah Sulawesi Utara hingga Kepala Dinas Bappeda. “Padahal di sana, syarat tidak tertulis untuk naik jabatan itu tiga. Saya tidak memenuhi semua itu, tapi saya dipercaya,”jelasnya.
Sekembalinya ke Gorontalo, ia terpilih sebagai Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo mendampingi Ahmad Pakaya. Di sinilah banyak dinamika pemerintahan terjadi hingga akhirnya membawa Ismet pada panggilan perjuangan yang lebih besar yaitu pemekaran wilayah.
Panglima Pemekaran Bone Bolango: Perjuangan yang Penuh Risiko
Ismet mengenang bahwa pemekaran Bone Bolango bukanlah proses mudah. Penilaian awal DPOD hanya memberikan skor 423, jauh dari syarat 500. “Saya pulang dan rombak proposal bersama Sekda. Tidak ada yang berani tanda tangan karena takut masuk penjara. Akhirnya saya tanda tangan sendiri,”kisahnya.
Ia memimpin langsung presentasi di DPR RI dan melobi banyak pihak hingga Bone Bolango berhasil disahkan sebagai daerah otonom bersama Kabupaten Pohuwato.
Di balik proses itu, berbagai rintangan fisik dan mental ia hadapi, termasuk penghadangan saat turun ke lapangan. Namun tekadnya tak surut. Hasilnya, Bone Bolango lahir dengan 40 desa awal yang kemudian berkembang menjadi 160 desa, 5 kelurahan dan 18 kecamatan saat kepemimpinannya.
Kebijakan Pembangunan: Dari Distribusi Sapi Hingga Anggaran Raksasa
Dalam masa kepemimpinannya, Ismet dikenal dengan program pemberdayaan masyarakat melalui sektor peternakan. Ia juga mengakui hubungan baiknya dengan pemerintah pusat membuat Bone Bolango sering mendapatkan anggaran besar.
“Saya berikan 5.500 sapi, betina dan jantan. Itu untuk rakyat yang tidak punya pencaharian. Setiap tahun saya dapat minimal 200 miliar dari kementerian. Itu untuk mempercepat pembangunan,”lanjutnya.
Dari Anak Imam Menjadi Bupati Dua Periode
Ismet Mile menegaskan bahwa seluruh perjalanan panjang ini tidak lepas dari kerja keras, keyakinan, dan pengabdian kepada daerah.
“Dari empat jabatan yang saya emban yakni pembantu bupati, Wakil Bupati Gorontalo, pejabat bupati Bone Bolango, dan Bupati dua periode, semuanya adalah amanah yang saya jalankan dengan tulus,”tandasnya. (Tim Redaksi)













