Kota Gorontalo, Berita – Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat Bone Bolango sebagai salah satu daerah dengan tingkat kesiapan paling tinggi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Provinsi Gorontalo.
Kabupaten ini diproyeksikan menjadi pusat percontohan implementasi MBG karena memiliki kombinasi sumber daya pangan lokal, kesiapan infrastruktur daerah, serta dukungan lintas sektor yang terbangun dalam satu ekosistem.
Plt. Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional, Dr. Gunalan mengungkapkan, Bone Bolango masuk dalam klaster percepatan dengan target pembangunan SPPG yang lebih agresif dibanding kabupaten/kota lainnya di Gorontalo.
“Bone Bolango menjadi salah satu wilayah yang mencatat peningkatan signifikan pada pembangunan Sentra Pangan dan Gizi (SPPG). SPPG berfungsi sebagai dapur terstandar yang memasok konsumsi bergizi kepada penerima manfaat MBG setiap hari,”ungkap Dr. Gunalan dalam kegiatan FGD lintas sektor di Hotel Aston, Kota Gorontalo, Selasa (18/11/2025).
Dr. Gunalan mengatakan, kehadiran SPPG juga memiliki dampak ekonomi langsung bagi Bone Bolango. Setiap SPPG menyerap bahan pangan dari petani lokal, UMKM pengolahan makanan, koperasi pangan, produsen hasil laut dan pelaku pasar desa.
“Model ini mendorong terbentuknya sirkulasi ekonomi lokal yang memperkuat pendapatan rumah tangga dan rantai pasok desa,”katanya.
Dirinya membeberkan, salah satu faktor yang membuat Bone Bolango unggul adalah ketersediaan pangan lokal yang stabil. Produk unggulan seperti jagung, pisang, ikan laut dan perikanan darat, serta berbagai umbi-umbian menjadi basis menu MBG.
“BGN menilai Bone Bolango berada pada posisi strategis karena rantai suplai pangan lokalnya solid, banyak UMKM kuliner yang siap bermitra, desa-desa memiliki potensi produksi yang bisa diintegrasikan ke SPPG, dan akses logistik pangan relatif mudah dibanding daerah perbukitan lainnya,”bebernya.
Dia menegaskan, hal tersebut membuat Bone Bolango menjadi kandidat ideal sebagai pusat pengembangan menu MBG berbasis pangan lokal khas Teluk Tomini. Ia juga menuturkan, BGN tengah membangun arsitektur digital untuk memantau alur anggaran, distribusi makanan, serta kualitas menu MBG di seluruh Indonesia.
“Bone Bolango termasuk dalam batch awal daerah penerapan sistem pemantauan karena memiliki kesiapan data dan laporan berkala yang stabil. Integrasi data ini penting untuk memastikan ketepatan jumlah penerima manfaat, stabilitas distribusi pangan, efisiensi biaya operasional, serta menjaga standar gizi harian,”tegasnya.
Selain kapasitas teknis dan rantai pasok, BGN menilai Bone Bolango memiliki modal sosial berupa, tradisi gotong royong (huyula), budaya pangan rumah tangga yang kuat, serta antusiasme masyarakat terhadap edukasi gizi. Hal ini mempercepat penerimaan program MBG dan memudahkan pemerintah daerah dalam menyosialisasikan perubahan kebiasaan makan sehat.
“Dengan infrastruktur yang berkembang cepat, ekosistem pemasok lokal yang solid, serta dukungan budaya dan sosial yang kuat, Bone Bolango berada pada posisi strategis sebagai motor penggerak Program Makan Bergizi Gratis di Provinsi Gorontalo. Bagi BGN, Bone Bolango bukan hanya penerima program namun menjadi desain nasional MBG menuju Generasi Emas 2045,”tandasnya. (Tim Redaksi)