Kota Gorontalo, Berita – Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, menegaskan bahwa bahasa daerah merupakan fondasi peradaban dan identitas masyarakat, sehingga pelestariannya harus menjadi agenda serius seluruh pemangku kepentingan.
Bupati Ismet Mile mengatakan, penyusunan kurikulum bahasa daerah merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan identitas budaya di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Ia menekankan bahwa bahasa adalah pintu komunikasi dalam setiap aspek pembangunan, mulai dari tingkat lokal hingga internasional.
“Program apa pun tidak akan berarti jika tidak dikomunikasikan dengan bahasa. Di era kecanggihan teknologi seperti sekarang, semuanya tetap kembali pada bagaimana kita menggunakan bahasa,”ujar Ismet Mile saat membuka Workshop Penyusunan Kurikulum Bahasa Gorontalo Tingkat SD dan SMP Tahun 2025 di Hotel Eljie Kota Gorontalo, Rabu (10/12/2025).
Menurut Bupati, kondisi bahasa Gorontalo saat ini semakin mengkhawatirkan karena minimnya sosialisasi dan kurangnya penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menilai bahwa bahasa daerah, termasuk Bahasa Gorontalo dan Bahasa Suwawa, adalah aset penting yang harus dijaga dan dikembangkan sebagai bagian dari identitas daerah.

Ismet mengungkapkan sekolah memiliki peran besar sebagai pusat pengembangan bahasa daerah. Namun demikian, pelestarian bahasa juga harus diperluas hingga ke masyarakat umum. Karena itu, ia meminta kurikulum bahasa Gorontalo tidak hanya berhenti pada penyusunan dokumen, tetapi harus benar-benar diimplementasikan di TK, SD, dan SMP, sesuai dengan kewenangan kabupaten.
“Saya minta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberi perhatian khusus kepada guru-guru TK, SD, dan SMP agar implementasi kurikulum ini benar-benar maksimal. Ini bukan hanya tanggung jawab dinas, tetapi tanggung jawab seluruh masyarakat, termasuk perguruan tinggi dan para pemerhati budaya,”ungkapnya.
Bupati juga menuturkan penyusunan kurikulum ini merupakan bagian dari upaya membangun sejarah baru pelestarian bahasa lokal di Bone Bolango. Menurutnya, penggunaan bahasa daerah harus tetap hadir berdampingan dengan Bahasa Indonesia, sehingga generasi muda tidak kehilangan jati diri.
“Pelestarian bahasa adalah pelestarian budaya. Tanpa bahasa, kita tidak dapat mewujudkan apa pun,”pungkasnya. (Tim Redaksi)














