Kabila, Berita – Pemerintah Kabupaten Bone Bolango menjadikan Festival Literasi Bone Bolango 2025 sebagai momentum besar untuk memperkuat budaya baca, tulis, dan berpikir kritis di tengah derasnya arus informasi digital.
Hal ini disampaikan Bupati Bone Bolango, Ismet Mile yang diwakili Sekretaris Daerah Iwan Mustapa pad pembukaan Festival Literasi Bone Bolango 2025 di BPU Kabila, Selasa (2/12/2025).
Sekda Iwan Mustapa menekankan bahwa literasi harus menjadi gerakan kolektif yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ia menyebut festival ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi ikhtiar nyata untuk menghidupkan kembali semangat literasi di tengah masyarakat.
“Literasi adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan, kritis, dan mandiri. Di era digital, literasi juga penting untuk membentengi kita dari hoaks dan informasi menyesatkan,”tekannya.
Iwan Mustapa menyampaikan bahwa kegiatan membaca dan menulis harus kembali digelorakan, terutama bagi generasi muda. Meski minat baca meningkat seiring kemudahan akses digital, budaya menulis dinilai masih perlu diperkuat.
“Anak-anak muda sekarang lebih senang membaca daripada menulis. Padahal menulis adalah cara untuk mengabadikan gagasan dan kreasi yang bermanfaat,”ujarnya.
Olehnya itu, pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk mengembangkan gerakan literasi tidak hanya di tingkat kabupaten atau kecamatan, tetapi hingga ke desa dan dusun. Literasi harus menjadi gerakan bersama yang berkelanjutan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di seluruh wilayah Bone Bolango.
Sekda juga menyoroti tantangan literasi di tengah derasnya informasi media sosial. Ia mengatakan bahwa generasi muda kini dapat memperoleh informasi dari mana saja, namun perlu dibekali sikap bijak dalam menyaring konten digital.
“Tugas kita adalah membentengi generasi muda agar arif dalam menerima informasi. Mereka harus memahami, bukan sekadar membaca,”tegasnya.
Sekda juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Perpustakaan Nasional RI atas dukungan berkelanjutan melalui pemberian DAK non-fisik. Meski beberapa jenis DAK untuk sektor lain dihapus, Bone Bolango masih tetap menerima dukungan dari Perpusnas, termasuk pada tiga tahun terakhir yang juga memberikan DAK fisik.
“DAK untuk banyak sektor dihapus, tapi Alhamdulillah DAK perpustakaan tetap ada dan Bone Bolango masih mendapat perhatian. Ini komitmen yang sangat berarti bagi kami,”kata Sekda.
Dia pun mengajak seluruh elemen, baik itu pemerintah, pegiat literasi, komunitas, hingga masyarakat luas, untuk menjadikan Festival Literasi 2025 sebagai titik gerak bersama dalam membangun peradaban literasi di Bone Bolango.
“Mari kita jadikan festival ini sebagai gerakan awal menuju gerakan literasi besar yang berkelanjutan hingga ke tingkat desa dan dusun. Semoga Bone Bolango menjadi daerah yang tumbuh bersama literasi,”tandasnya. (Tim Redaksi)














