Suwawa, Berita – Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, menegaskan pentingnya Festival Maleo 2025 sebagai ruang perayaan budaya sekaligus pengingat nilai pelestarian lingkungan.
Hal ini tegaskan Bupati Ismet Mile didampingi Sekda Iwan Mustapa dan Ketua T.P PKK Ruwaida Ismet Mile pada pembukaan festival yang digelar meriah di Kawasan Danau Perintis, Minggu (30/11/2025) malam tadi.
Bupati Ismet menekankan bahwa Maleo bukan sekadar satwa endemik, melainkan simbol kearifan lokal dan keseimbangan manusia dengan alam. Dia menyebut bahwa Festival Maleo bukan hanya agenda hiburan tahunan, tetapi sebuah momentum penting untuk memperkuat kesadaran bersama mengenai pelestarian lingkungan dan budaya lokal.
“Festival Maleo 2025 adalah kegiatan yang bukan hanya meriah, tetapi juga penuh makna bagi identitas daerah, kelestarian budaya, dan upaya pelestarian lingkungan kita,”ujar Bupati Ismet.
Dirinya menekankan bahwa burung Maleo, satwa endemik Sulawesi, menyimpan nilai simbolis yang kuat. Keunikan perilaku Maleo yang menitipkan telur pada panas bumi dan sinar matahari mengajarkan harmoni, kesabaran, dan keselarasan hidup antara manusia dan alam.
“Burung Maleo bukan sekadar satwa, tetapi simbol kearifan lokal dan keseimbangan. Dari Maleo kita belajar bagaimana alam dan manusia saling menjaga,”tekannya.
Bupati Ismet menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bone Bolango untuk terus mendukung upaya pelestarian Maleo dan habitatnya melalui berbagai program lingkungan, edukasi, serta penguatan ekosistem wisata alam. Festival ini juga dirancang sebagai ruang bagi seniman lokal, pelaku UMKM, komunitas lingkungan, dan masyarakat luas untuk memperoleh manfaat ekonomi maupun sosial.
Pemerintah daerah, lanjutnya, bertekad menjadikan Festival Maleo sebagai agenda tahunan yang semakin berkembang, kaya konten, dan berdampak luas bagi masyarakat.
“Semakin kuat keterlibatan masyarakat, semakin besar pula dampak positif yang kita hasilkan,”tegas Bupati.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, relawan, dan komunitas pecinta lingkungan yang selama ini konsisten menjaga keberlangsungan satwa Maleo. Menurutnya, upaya pelestarian yang dilakukan mungkin tampak kecil, namun memiliki dampak besar bagi masa depan satwa tersebut.
Bupati Ismet berharap Festival Maleo 2025 dapat menjadi ajang yang menyatukan masyarakat dalam semangat pelestarian alam, promosi budaya, sekaligus penguatan jati diri daerah.
“Mari kita jadikan festival ini sebagai ruang untuk bergembira, belajar, dan merayakan keberagaman yang kita miliki,”tandasnya. (Tim Redaksi)














