Kota Gorontalo, Berita – Pemerintah Kabupaten Bone Bolango kembali menegaskan komitmennya dalam mencegah kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di era digital.
Komitmen ini ditegaskan Bupati Bone Bolango, Ismet Mile yang diwakili Asisten II Setda Bone Bolango Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Sumber Daya Alam, Yusbar Ismail saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Peran Perempuan Dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang diikuti Persatuan Istri Anggota Legislatif (PIAL) Bone Bolango, Jumat (28/11/2025) di Manna Café dan Bakery.
Yusbar Ismail menekankan bahwa isu kekerasan seksual, khususnya terhadap perempuan dan anak, masih menjadi persoalan serius di daerah. Ia mengungkapkan bahwa kasus kekerasan yang terjadi di Bone Bolango jumlahnya cukup banyak, dan yang paling menonjol justru kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang terdekat.
“Ini penting karena menyangkut penanganan kekerasan seksual di era digital. Dari perkembangan kasus yang saya ikuti, angka kekerasan perempuan dan anak di Bone Bolango cukup tinggi. Yang paling banyak adalah kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua atau saudara. Mudah-mudahan melalui pertemuan ini kita bisa mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut,”tekan Yusbar.
Dirinya menambahkan bahwa perkembangan teknologi membuat dunia seakan berada dalam genggaman. Karena itu, pengawasan dan pembinaan terhadap anak dan remaja menjadi semakin penting agar media sosial dapat dimanfaatkan secara positif, bukan menjadi ruang munculnya ancaman baru.
“Kita harus melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan yang tepat agar media sosial di era ini tidak membawa dampak negatif bagi keluarga, khususnya anak-anak,”ujarnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Bone Bolango, Ruwaida Ismet Mile, mengapresiasi kehadiran ibu-ibu PIAL dalam kegiatan bimtek yang dinilai penting untuk memperkuat peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.
“Alhamdulillah hari ini kita dapat bertemu dengan ibu-ibu PIAL sehubungan dengan kegiatan bimtek. KDRT biasanya terjadi karena ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan ketidaksetaraan gender. Di sinilah sering muncul kekerasan,”ungkap Ruwaida.
Ruwaida menegaskan bahwa perempuan memiliki peran penting sebagai pemimpin keharmonisan rumah tangga, sekalipun laki-laki adalah kepala keluarga. Menurutnya, perempuan harus berani bersuara dan tidak boleh diam jika terjadi KDRT, kekerasan terhadap anak, maupun kekerasan seksual di lingkungannya.
“Kita sebagai perempuan harus menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga. Jangan diam ketika terjadi KDRT, kekerasan terhadap anak, dan kekerasan seksual. Ini menuntut peran kita sebagai PIAL dan PKK untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan,”tandasnya. (Tim Redaksi)













