Kabila Bone, Berita – Kemunculan Hiu Paus di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone sejak tahun 2016 dampaknya begitu dirasakan oleh warga pesisir Bone Bolango.
Masyarakat disana menyediakan jasa penyewaan perahu sebanyak 32 unit seharga Rp100 ribu untuk kapasitas tiga orang. Jika wisatawan ingin melakukan snorkeling bisa menambah biaya sebesar Rp35 ribu dan menyewa alat sebesar Rp50 ribu per set.
Bukan hanya itu, disana juga disediakan penyewaan baju renang seharga Rp50 ribu per orang, pakan Hiu Paus berupa udang seharga Rp20 ribu per kantong, sewa kamera underwater Rp250 ribu, dan sewa perahu kaca plus drone seharga Rp250 ribu.
Dengan jasa tersebut menurut masyarakat disana sudah bisa membantu mereka dalam mengais rezeki. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ansar Lasimpala salah seorang operator atau pemandu perahu kaca. Ia menceritakan, dalam sehari dirinya bisa mendapatkan tamu 6 sampai 7 orang dengan harga jasa per tamu senile Rp60 ribu.
“Dulu sebelum menekuni pekerjaan sebagai seorang operator atau pemandu perahu kaca saya berprofesi sebagai nelayan. Alhamdulillah dengan kemunculan Hiu Paus ini, pendapatan saya sehari-hari cukup meningkat bahkan saya bisa menyekolahkan tiga orang anak saya yang sekarang sementara kuliah serta sekolah di jenjang SMP dan SMA,”ujar Ansar saat diwawancarai Selasa (17/9/2024).
Lain halnya lagi dengan Salim Latif yang berjualan souvenir di lokasi Objek Wisata Hiu Paus. Meskipun hanya memperdagangkan souvenir yang dititip oleh warga sekitar namun pekerjaan itu ditekuninya dengan enjoy dan baik. Tak tanggung dirinya rela meninggalkan profesinya dahulu sebagai nelayan dan beralih menjadi seorang penjual souvenir.
“Disini saya menjual souvenir baju, tas, dan gantungan kunci. Harga souvenirnya bervariasi, untuk gantungan kunci saya jual seharga Rp25 ribu, baju seharga Rp150 ribu dan tas Rp50 ribu. Alhamdulillah dalam sehari souvenir ini bisa terjual 2 sampai 5 buah,”kata Salim.
Khusus untuk souvenir jenis gantungan kunci, Salim menjelaskan bahan bakunya diperoleh dari sampah plastik dan sampah kayu yang dikumpul dari pesisir Pantai Botubarani yang kemudian diolah menjadi barang yang bernilai ekonomi.
Sementara Rostin Pakaya salah seorang pengelola homestay di Objek Wisata Hiu Botubarani mengungkapkan, dalam sebulan homestay yang dikelolanya bisa melayani tamu baik wisatawan nusantara maupun mancanegara delapan orang.
Dirinya menuturkan, untuk harga sewa homestay pihaknya mematok harga Rp250 ribu per hari yang didalamnya sudah termasuk dengan sarapan pagi. Selain homestay, ditempat yang dikelolanya juga itu menyediakan gazebo yang bisa disewa oleh wisatawan seharga Rp50 ribu.
“Alhamdulillah dengan adanya homestay yang merupakan bantuan dari Kementerian Perikanan ini dan hadirnya Hiu Paus di Botubarani ini pendapatan saya sudah baik dan bisa membiayani anak saya kuliah. Kehadiran hiu paus juga sangat menyenangkan karena bisa menunjang pendapatan,”tandasnya.
Sementara untuk nilai valuasi ekonomi pada puncak kemunculan Hiu Paus di Botubarani yang dikutip dari jurnal yang disusun tahun 2020 oleh Sri Fitriani Monoarfa, Fredinan Yulianda, Taryono, dan Achmad Fahrudin Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor sebesar Rp7,8 miliar. (Tim Redaksi)