Kabila Bone, Berita – Kemunculan Hiu Paus (Whale shark) di Perairan Pantai Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Bone Bolango, Provinsi Gorontalo terus menjadi daya tarik. Wisatawan terus berdatangan. Hiu Paus dengan cepat jadi primadona bahkan ikon wisata bukan hanya di Bone Bolango tapi Provinsi Gorontalo. Tak heran, hal ini kemudian memberi pengaruh besar bagi sosial ekonomi masyarakat pesisir di Desa Botubarani.
Hiu Paus yang memiliki nama latin Rhincodon Typus mulai muncul di lokasi tersebut sejak tahun 2016 silam. Hampir tujuh tahun lebih, keberadaannya memberi dampak besar bagi masyarakat disana. Aktivitas perekonomian disana terus mengalami pertumbuhan. Masyarakat mulai mendapatkan penghasilan untuk membiayai kehidupan keluarga.
Di Objek Wisata yang masuk pada 75 besar penilaian Desa Wisata Indonesia tahun 2023, perputaran ekonomi masyarakat berjalan dengan baik. Banyak dari mereka membuka Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan berjualan, penyediaan perahu, jasa tour guide, penyewaan homestay, dan penjualan souvenir.
Untuk menikmati keindahan Objek Wisata Hiu Paus, wisatawan hanya menempuk jarak kurang lebih 10 KM dari Pusat Kota Gorontalo. Disana wisatawan bisa menyewa perahu yang sudah disediakan sebanyak 32 unit seharga Rp100 ribu untuk kapasitas tiga orang. Jika wisatawan ingin melakukan snorkeling bisa menambah biaya sebesar Rp35 ribu dan menyewa alat sebesar Rp50 ribu per set. Bukan hanya itu, disana juga disediakan penyewaan baju renang seharga Rp50 ribu per orang, pakan Hiu Paus berupa udang seharga Rp20 ribu per kantong, sewa kamera underwater Rp250 ribu, dan sewa perahu kaca plus drone seharga Rp250 ribu.
Dengan jasa tersebut menurut masyarakat disana sudah bisa membantu mereka dalam mengais rezeki. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ansar Lasimpala salah seorang operator atau pemandu perahu kaca. Ia menceritakan, dalam sehari dirinya bisa mendapatkan tamu 6 sampai 7 orang dengan harga jasa per tamu senilai Rp60 ribu.
“Dulu sebelum menekuni pekerjaan sebagai seorang operator atau pemandu perahu kaca saya berprofesi sebagai nelayan. Alhamdulillah dengan kemunculan Hiu Paus ini, pendapatan saya sehari-hari cukup meningkat bahkan saya bisa menyekolahkan tiga orang anak saya yang sekarang sementara kuliah serta sekolah di jenjang SMP dan SMA,”ujar Ansar saat diwawancarai Selasa (17/9/2024).
Lain halnya lagi dengan Salim Latif yang berjualan souvenir di lokasi Objek Wisata Hiu Paus. Meskipun hanya memperdagangkan souvenir yang dititip oleh warga sekitar, namun pekerjaan itu ditekuninya dengan enjoy dan baik. Tak tanggung dirinya rela meninggalkan profesinya dahulu sebagai nelayan dan beralih menjadi seorang penjual souvenir.
“Disini saya menjual souvenir baju, tas, dan gantungan kunci. Harga souvenirnya bervariasi, untuk gantungan kunci saya jual seharga Rp25 ribu, baju seharga Rp150 ribu dan tas Rp50 ribu. Alhamdulillah dalam sehari souvenir ini bisa terjual 2 sampai 5 buah,”kata Salim.
Khusus untuk souvenir jenis gantungan kunci, Salim menjelaskan bahan bakunya diperoleh dari sampah plastik dan sampah kayu yang dikumpul dari pesisir Pantai Botubarani dan kemudian diolah menjadi barang yang bernilai ekonomi.
Sementara Rostin Pakaya salah seorang pengelola homestay di Objek Wisata Hiu Botubarani mengungkapkan, dalam sebulan homestay yang dikelolanya bisa melayani tamu baik wisatawan nusantara maupun mancanegara sebanyak delapan orang.
Dirinya menuturkan, untuk harga sewa homestay pihaknya mematok harga Rp250 ribu per hari yang didalamnya sudah termasuk dengan sarapan pagi. Selain homestay, ditempat yang dikelolanya juga itu menyediakan gazebo yang bisa disewa oleh wisatawan seharga Rp50 ribu.
“Alhamdulillah dengan adanya homestay yang merupakan bantuan dari Kementerian Perikanan ini dan hadirnya Hiu Paus di Botubarani ini pendapatan saya sudah baik dan bisa membiayai anak saya kuliah. Kehadiran hiu paus juga sangat menyenangkan karena bisa menunjang pendapatan,”tuturnya.
Selain itu, berbicara soal pengembangan Objek Wisata Hiu Paus, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bone Bolango mengacu pada aspek-aspek pariwisata yang terdiri dari, aspek atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan kelembagaan.
Menurut Kepala Bidang Pariwisata Bone Bolango Yudiawan Maksum empat aspek tersebut harus dipenuhi guna menunjang keberadaan Objek Wisata Hiu Paus agar perekoniman masyarakat setempat bisa terus berjalan dan meningkat.
“Perlu diketahui bahwa Objek Wisata Hiu Paus ini merupakan sumber PAD terbesar sector Pariwisata di Bone Bolango. Kedepan kita mendorong agar industry pariwisata yang dikelola oleh masyarakat dan pelaku ekonomi kreatif bisa berjalan optimal. Kami juga mendorong agar masyarakat bisa mendapatkan permodalan dari pemerintah atau dari lembaga lainnya. Kami juga berharap masyarakat bisa menjaga ObjekWisata Hiu Paus ini sebagai wisata minat khusus dan konservasi di Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo,”tutur Yudiawan.
Tentunya keberdaaan Hiu Paus di Botubarani menjadi anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang begitu berdampak bagi masyarakat sekitar. Tercatat sudah ada 60 jenis Hiu Paus yang muncul di Perairan Botubarani sejak tahun 2016 dan harus dijaga dan dipelihara sebab ribuan wisatawan nusantara dan mancanegara terus berdatangan di tempat tersebut.
Pada Bulan Januari tercatat 3.177 kunjungan, Februari 2.207 kunjungan, Maret 1.617 kunjungan, April 5.360 kunjungan, Mei 3.386 kunjungan, Juni 2.956 kunjungan dengan total 18.702 kunjungan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Pejabat Negara sekelas Menteri Sandiaga Salahudin Uno dan Susi Pudjiastuti serta artis Awkarin, Prilly Latuconsina dan Gisella Anastasya pun pernah bercengkrama dengan Hiu Paus yang ada di Botubarani, Bone Bolango, Gorontalo.
Sementara untuk nilai valuasi ekonomi pada puncak kemunculan Hiu Paus di Botubarani yang dikutip dari jurnal yang disusun tahun 2020 oleh Sri Fitriani Monoarfa, FredinanYulianda, Taryono, dan Achmad Fahrudin Program StudiP engelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor sebesar Rp7,8 miliar. (Tim Redaksi)